-
DESAIN 75
-
DISPLAI 95
-
FITUR 85
-
KINERJA 85
-
MULTIMEDIA 85
-
BATERAI 90
-
HARGA 70
Meski data penjualan sabak (tablet) di dunia terus menurun, Samsung yakin masih ada pasar bagi produk terbaru mereka Galaxy Tab S4.
Seri teranyar dari sabak kelas atas ini diposisikan Samsung sebagai solusi untuk mereka yang menginginkan gabungan fungsi ponsel pintar dan laptop dalam satu gawai. Sebuah gawai yang fungsinya menyamai laptop tapi mudah dibawa saat beraktivitas.
Tab S4 masuk dalam kategori sabak premium. Terlihat dari harga Rp11 juta yang dibanderol Samsung.
Sama seperti pendahulunya, Tab S3, model terbaru ini masih mempertahankan keberadaan S-Pen, yang memungkinkan pengguna untuk mencoret dokumen atau menggambar. Juga ada aksesori papan ketik yang didesain khusus, tapi dijual terpisah, sehingga dapat memberikan pengalaman mengetik layaknya laptop.
Berikut kami ulas gawai terbaru dari raksasa teknologi Korea Selatan ini, untuk membantu Anda menentukan apakah sabak mahal ini pantas ditebus.
Spesifikasi Galaxy Tab S4:
- GSM/HSPA/LTE
- SIM tunggal
- Layar Super AMOLED 10,5 inci WQXGA 2560x1600 piksel (rasio 16:10)
- Android 8.1 Oreo
- Prosesor Qualcomm Snapdragon 835 delapan inti 2,35GHz+1,9GHz
- RAM 4GB ROM 64GB
- Dukungan kartu memori hingga 400GB
- Kamera belakang 13MP (AF) LED flash
- Kamera depan 8MP
- USB Tipe-C
- Baterai 7300 mAh
Bodi menunjukkan kelasnya
Apa lagi bentuk dari sebuah sabak jika bukan persegi? Oleh sebab itu material bodi menjadi penting bagi Samsung untuk memberikan citra khusus ke Tab S4. Sabak yang satu ini dipasangkan material kaca dan metal di bagian bingkainya.
Bobotnya terbilang berat. Meski tebalnya hanya 7,1mm namun bobotnya mencapai 482 gram. Tapi hal ini masuk akal karena Tab S4 mengusung baterai berkapasitas besar yang berat.
Satu kelemahan bodi kaca itu adalah mudahnya sidik jari mengotori. Ini jadi masalah besar bagi pengguna yang menyukai gawai bersih. Oleh karena itu sediakan selalu lap atau segera beli kovernya.
Desainnya sederhana saja dan tak ada tombol fisik. Bodi unit yang kami coba didominasi warna hitam polos, mulai dari tombol-tombol yang ada di sekeliling, seperti tombol volume, tombol daya, hingga jaring keempat speaker dan laci tempat kartu SIM dan kartu memori yang menjadi satu.
Di antara balutan warna hitam, terdapat satu sisi yang dilengkapi dengan konektor berwarna emas. Konektor ini disajikan khusus untuk beragam aksesori yang dibuat khusus untuk Tab S4, seperti aksesori papan ketik POGO.
Tidak usah takut tidak bisa menggunakan aksesori headset 3,5mm di sini, sebab Samsung masih memberikan lubang populer tersebut bersamaan dengan lubang pengisian daya bertipe USB-C.
Antarmuka terbagi dua
Saat dinyalakan pertama kali, langsung disajikan antarmuka khas Samsung berbasiskan Android versi 8.1 Oreo. Jika dibandingkan dengan ponsel pintar seperti Galaxy Note 9, antarmuka Tab S4 terlihat lebih sederhana. Contohnya, tak ada pilihan tema tampilan, jadi pengguna hanya bisa mengganti wallpaper saja.
Tapi jangan takut, karena fitur-fitur Bixby dan produktivitas masih lengkap. Seperti kesamaan fungsi-fungsi S-Pen dengan Galaxy Note 9, salah satunya Screen-off memo atau langsung mencoret layar tanpa masuk ke halaman utama terlebih dahulu.
Namun ada fitur unggulan yang tidak terdapat di gawai lain, yaitu mode Dex. Samsung Dex memang bukan hadir perdana di gawai ini, tapi di Tab S4 Dex hadir dengan lebih lengkap dan sempurna. Jika memiliki aksesori papan ketiknya, maka ketika sabak terhubung akan langsung memunculkan antarmuka Dex.
Antarmuka yang satu ini memiliki susunan layaknya komputer, menyajikan area yang lebih nyaman untuk membuka berbagai jendela aplikasi. Pengalaman layaknya menggunakan laptop saya rasakan dengan baik. Pengetikan juga tak bermasalah.
Hanya saja, pengguna baru gawai Tab S4 butuh waktu beradaptasi karena susunan dan penempatan beragam item yang ditemukan di mode biasa, berubah di sini.
Penggunaan tetikus (mouse) juga akan sangat direkomendasikan. Karena, untuk menavigasi layar dengan menggunakan layar sentuh terasa kurang intuitif. Misalnya, hanya perlu klik kanan untuk menutup aplikasi menggunakan tetikus, sementara tanpanya pengguna harus melakukannya dengan menahan jari di layar lebih lama.

Performa bebas masalah
Dari segi spesifikasi memang sabak yang satu ini tidak membawa teknologi terbaru. Cip prosesor yang digunakan, misalnya, masih Snapdragon 835. Sebagai perbandingan, ponsel Pocophone F1 yang harganya hanya sepertiganya saja sudah menggunakan Snapdragon 845.
Tab S4 juga hanya dipasang RAM 4GB dan memori internal 64GB.
Meski demikian, kekhawatiran saya akan kemungkinan kerap terjadinya lag--karena banyaknya fitur-fitur besar seperti S-Pen dan Dex--tidak terbukti.
Performanya terbilang mumpuni. Ia bisa membuka-tutup aplikasi, bermain gim, nonton, video, dan lainnya dengan mulus. Hanya saja dibutuhkan beberapa detik saat sabak berganti antarmuka ke Dex. Dapat dimaklumi karena tampilan antarmuka berubah sepenuhnya.
Performa S-Pen juga serupa seperti yang diberikan seri ponsel Note. Garis-garis yang dihasilkan dapat tebal-tipis sesuai dengan penekanan pena.
Jika dihubungkan ke layar besar, menggunakan kabel USB Tipe C ke HDMI, maka layar Tab S4 dapat berubah menjadi touchpad atau layar kanvas, mirip sabak khusus gambar dari Wacom.
Tidak berhenti di situ, performa sabak tetap baik saat berbagi layar. Maksud saya di sini adalah pengguna dapat memutar video di layar sabak, namun melanjutkan pekerjaan lain di antarmuka Dex di layar tambahan yang disambungkan.
Performa speaker juga sangat memanjakan telinga. Semenjak perusahaan audio Harman dibeli oleh Samsung, rata-rata speaker gawai kelas atas Samsung kini disetarakan dengan standar AKG—sub-jenama Harman, tak luput Galaxy Tab S4.
Saat saya coba menonton video dengan posisi yang tepat di depan layar sabak, dengan diaktifkannya fitur Dolby Atmos, suara surround terdengar layaknya menonton di bioskop. Volumenya juga cukup kencang.
Satu lagi butir yang membuat saya kagum adalah layar Super AMOLED-nya yang sangat memanjakan mata. Dengan ukuran lebih luas dari pendahulunya--9,7 inci menjadi 10,5 inci--panel layar ini juga memiliki performa yang baik, seperti kekontrasan warna, kekelaman warna hitam, dan kemampuan melawan sinar matahari.
Menonton video YouTube menjadi jauh lebih menyenangkan berkat kombinasi keluaran suara dan kualitas panel yang baik.
Berikut beberapa hasil pengujian menggunakan aplikasi benchmark:
- AnTuTu Benchmark: 199076
- Geekbench 4: 1899 (single-core) 6340(multi-score)
- PC Mark: 6305 (Work 2.0)
- 3D Mark--Sling Shot Extreme : 3412 (OpenGL) 2753 (Vulkan)
Kamera standar saja
Seperti biasa, kamera bukanlah sebuah fitur yang difokuskan dalam gawai sabak. Samsung memang memasang kamera yang lebih baik dari pendahulunya, tetapi, sejauh pengalaman saya, performa kameranya tidak beda jauh.
Di atas kertas tertulis kamera belakang dengan 13MP, f1,9, dan kamera depan 8MP. Kamera belakang mendapat kelengkapan lampu kilat LED, sementara tidak ada di bagian depan.
Hasil fotonya tidak jelek, namun jauh kualitasnya jika dibandingkan dengan hasil kamera ponsel pintar Samsung di rentang harga yang sama. Hasil kurang baik terutama terlihat saat pemotretan di dalam ruangan yang memiliki pencahayaan rendah.
Jika dapat dibandingkan, mungkin kualitas kameranya setara dengan ponsel kelas menengah ke bawah Samsung seperti Galaxy A6 (2018).
Baterai tahan lama
Bagi saya, inilah keunggulan Tab S4. Baterai berkapasitas 7.300mAh, naik dari 6.000mAh yang digunakan Tab S3.
Baterai itu membuat sabak digunakan seharian, bahkan satu setengah hari, dalam penggunan yang sangat boros--menonton YouTube dan bermain gim berat seperti Tekken. Jika hanya digunakan untuk membuat dokumen, saya yakin baterai dapat bertahan berhari-hari.
Proses pengisian daya baterai besar itu pun relatif tak lama. Saat saya coba, butuh waktu sekitar 3 jam untuk mengisi baterai dari kondisi di bawah 15 persen hingga 100 persen.
Konektivitas minus NFC
Memang sabak kurang membutuhkan fitur NFC, namun orang Indonesia senang dengan kelengkapan fitur meski pada akhirnya tidak digunakan. Apalagi di rentang harga dua angka seperti Tab S4 ini.
Setidaknya dengan NFC, pengguna bisa melakukan pengecekan saldo e-money mereka, atau dengan mudah menghubungkan sabak dengan speaker Bluetooth yang mendukung.
Konektivitas selebihnya standar saja, seperti dukungan 4G LTE VoLTE, sensor akselerometer, giro, proximity, dan kompas, lalu WiFi, Bluetooth, GPS, USB Tipe C, serta konektor POGO.
Karena hilangnya tombol fisik dan ketiadaan sensor sidik jari, maka Tab S4 memanfaatkan sensor iris sebagai jalan untuk memudahkan Anda membuka kunci.
Kinerja sensor ini tergolong baik terutama di lingkungan yang terang. Sedangkan jika di ruangan rendah cahaya, tingkat keberhasilannya 50:50. Sensor sama sekali tak berrfungsi dalam gelap, sehingga Anda harus menggunakan mode keamanan lain seperti PIN ata kata sandi.
Kesimpulan
Pasar sabak tidak lagi seksi. Pasalnya, layar ponsel pintar semakin besar sehingga cukup nyaman untuk menonton video atau menjalankan fungsi lainnya.
Namun, ukuran layar sabak yang lebih luas membuatnya unggul dalam hal produktivitas. Oleh karena itulah Samsung melengkapi Tab S4 ini dengan fitur-fitur pendukung kerja si pengguna.
Hasilnya, memang Tab S4 dapat berikan pengalaman yang baik meski belum bisa benar-benar sebanding dengan kenyamanan yang diberikan laptop.
Lagipula meski sudah disertakan pena S-Pen dalam penjualan, untuk dapat memaksimalkan pengalaman layaknya laptop, masih membutuhkan aksesori yang dijual terpisah. Harga aksesori papan ketik POGO yang dibuat khusus ini mencapai satu jutaan.
Selain itu, tak ada tempat menyimpan S-Pen pada Tab S4 sehingga kemungkinannya untuk tercecer dan hilang jadi lebih besar.
Kelebihan
- Baterai dapat diandalkan
- Kualitas panel layar yang baik
- Keluaran speaker layaknya menonton di bioskop
Kekurangan
- Aksesori papan ketik dijual terpisah
- Hilangnya sensor sidik jari