Menghangatkan kembali nasi sisa dengan cerita dan sajian ragam jenis nasi goreng di Indonesia.
Tema ini bermula dari riset pakar Kuliner Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof. Murdijati Gardjito. Timnya mengontak kami pada akhir September 2018 untuk menghadiri seminar hasil penelitian tentang nasi goreng.
Kami pun mengolah data riset itu, mengulik sisi sejarah dan perkembangannya, serta kandungan gizinya. Tak lupa kami bertandang ke warung-warung nasi goreng yang dianggap “melegenda”, di Bandung dan Jakarta.
Ternyata banyak kisah yang belum diketahui tentang makanan ini. Terutama bagaimana luwesnya bangsa ini, terbuka terhadap segala bentuk kebudayaan yang datang ke Nusantara, namun tidak larut. Malah bisa menyesuaikan diri dengan konteks wilayah masing-masing.
Sepenuhnya kami menyadari adanya kekurangan, karena tak bisa menjangkau banyak wilayah untuk menggali cerita. Seperti kata William Wongso di UGM tahun lalu, tradisi kuliner kita sepenuhnya bersifat kedaerahan yang saat ini kita sebut kuliner Indonesia.
Bila merunut pada alat yang digunakan untuk menggoreng nasi, wajan identik dengan alat dapur dari Tiongkok. Dari segi bahan dan penggunaan rempah seperti turunan nasi pilaf dari Timur Tengah, sedangkan penggunaan minyak samin identik dengan nasi biryani dari India.
Lihat SelengkapnyaDalam riset Prof. Murdijati Gardjito yang berjudul “Ragam nasi goreng Indonesia” (2018) menyebut ada 104 jenis nasi goreng di Indonesia. Dari semua itu, baru 36 ragam nasi goreng yang dapat ditelusuri muasalnya, lainnya dimasukkan dalam kategori resep pengembangan.
Lihat SelengkapnyaBumbu jadi pembeda setiap wilayah, namun lima bumbu ini selalu ada dalam setiap jenis nasi goreng.
Lihat SelengkapnyaTerdapat juga nasi goreng yang menggunakan nasi dari beras merah dan jagung.
Lihat SelengkapnyaTak lengkap bila hidangan nasi goreng tanpa pelengkap seperti, bawang merah, kerupuk, acar, irisan mentimun, hingga irisan tomat.
Lihat SelengkapnyaButuh berapa jam olahraga untuk membakar kalori sepiring nasi goreng? Jika tidak suka berolahraga, membakar kalori bisa dengan cara berkaraoke.
Lihat SelengkapnyaPenjaja nasi goreng di banyak kota di Indonesia identik dengan gerobaknya. Namun, di Kota Kembang pencinta sajian favorit orang Indonesia ini masih bisa menemukan kenikmatan nasi goreng yang dijajakan lewat pikulan. Tek...Tek...Tek... Begitu cara mereka menarik pembeli dengan memukul-mukul wajan di pikulan.
Lihat SelengkapnyaJika dahulu penjaja nasi goreng setia menanti pelanggan datang di gerobaknya, kini ada nasi goreng kekinian. Dengan rempah khas Indonesia, Nasi Goreng Rempah Mafia berusaha menggugah selera lewat promosi di media sosial. Membonceng popularitas makanan pedas, mereka menawarkan nasi goreng lezat yang siap membakar lidah.
Lihat SelengkapnyaLebih kurang enam dekade Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih berhasil mempertahankan eksistensi dan kualitas citarasa. Tempat makan yang dikelola turun temurun sampai dengan generasi ketiga ini terus ramai pengunjung dan sukses bertahan, meski invasi jaringan jenama makanan Internasional terus berdatangan ke Jakarta.
Lihat Selengkapnya
Penanggung Jawab: Yusro M. Santoso
Kepala Proyek: Cornelius Agung B.
Data: Cornelius Agung B., Dimas Sigi Nugraha, Doddy Farhan, Islahuddin
Penulis: Indra Wiguna Rosalia, Islahuddin, Syafrina Syaaf
Kontributor: Huyogo Simbolon
Penyunting: Anindhita Maharrani, Rahadian P. Paramita
Fotografer: Huyogo Simbolon, Indra Wiguna Rosalia
Infografer: Sandy Nurdiansyah
Ilustrator: Salni Setyadi, Sandy Nurdiansyah, Tito Sigilipoe
Desainer: Astari Kusumawardhani, Trio Putra Candra B
Pengembang: Abraham Angela Handayani, Atik Nugraha, Eka Candra Setyobudi, Henkie Prabancono, Prisca Prisilia Rambitan