
Udara beracun, 437 sekolah di Bangkok diliburkan
Indeks kualitas udara di Bangkok, Thailand per Kamis (31/1) siang ada pada angka 165, artinya tidak sehat. Pemerintah pun meliburkan 437 sekolah.
Indeks kualitas udara di Bangkok, Thailand per Kamis (31/1) siang ada pada angka 165, artinya tidak sehat. Pemerintah pun meliburkan 437 sekolah.
Semakin tercemar udara, semakin gundah gulana hati. Ya, kualitas udara juga punya ongkos emosi. Manakala merasa tak baik, orang bisa saja bertindak gegabah.
Industri semen adalah penyumbang sekitar 8 persen emisi karbon dioksida (CO2) dunia. Terbesar ketiga setelah industri penerbangan dan pertanian.
Perempuan yang bekerja di gerbang tol dan perlintasan perbatasan punya risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Polusi adalah biang keladinya.
Lebih dari 90 persen anak di penjuru dunia terpapar udara beracun. Ini mengganggu kesehatan dan proses tumbuh kembang anak.
Berdasarkan penelitian di Tiongkok pencemaran udara sangat berdampak pada kecerdasan laki-laki tua dan orang berpendidikan rendah.
Dalam satu abad terakhir, angka harapan hidup manusia di penjuru dunia meningkat hampir dua kali lipat. Namun, polusi udara membuatnya tak maksimal karena memperpendek usia, bahkan hingga dua tahun.
Mengajak bayi bepergian dengan stroller atau kereta dorong membuat bayi lebih terpapar polusi. Padahal polusi udara berefek buruk, apalagi untuk bayi yang sistem kekebalan tubuhnya masih terus berkembang.
Polusi udara juga berpotensi menciptakan berbagai kondisi kesehatan lebih serius yang diam-diam membunuh.
Berdasarkan data real time, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta berada di posisi ke-3 dunia dengan skor 161. Adapun Kuwait City adalah kota paling tinggi polusi udara dengan skor 211.